Tantangan PTT Daerah (Catatan buat Akhwat)

Pada tulisan sebelumnya, saya menyoroti kenapa banyak akhwat yang memilih PTT lokal, bukan PTT keluar daerah.  Kali ini saya lebih menyoroti sebuah hal yang coba saya amati dalam masalah PTT

Di tulisan sebelumnya, saya menulis sebuah sample di kampus istri, hampir separuh mahasiswa kedokteran itu “ngaji”, dan kebanyakan mahasiswa kedokteran itu adalah wanita. Jadi, tentu saja banyak akhwat di kampus kedokteran. Selain akhwat, tentu saja banyak ikhwan di kampus kedokteran. Makanya tak heran, paling tidak ada dua lembaga medical sosial yang ada di Indonesia yan mereka “dekat” dengan Islam, yaitu MER-C dan BSMI.

Ada sebuah ketakutan, bagi ikhwah (terutama akhwat) ketika memilih PTT. Yaitu jauh dari keluarga, dan juga daerah asing yang belum dikenal. Baik, catatan itu mungkin tidak berlaku buat istri saya, karena istri punya teman yaitu saya J. Tapi, kalo saya boleh bicara, bahwa sebenarnya tidak ada masalah apa-apa ketika menjejakkan kaki di tempat baru. Asal tahu aja, dari PTT angkatan 45 (periode istri saya), hanya 3 orang dari 10 dokter PTT yang berjenis kelamin pria. Jadi ada 7 orang wanita, yang sebagian besar mendapatkan daerah ST. dan dari 7 orang itu, hanya 2 orang akhwat, satu istri saya, dan satu lagi akhwat dari Unpad, ke Halmahera Timur.

Pertanyaannya adalah, kenapa mereka berani sedangkan banyak akhwat tidak??

Mungkin jawabannya, sudah saya jelaskan di tulisan sebelumnya. Okelah, tak perlu kita bahas lebih lanjut kali ini. Namun ada satu hal yang saya pelajari dari komposisi PTT angkatan istri, dan juga angkatan setelah istri.

Dari dua formasi periode PTT, ada satu hal yang menjadi catatan saya, adalah selalu hadirnya dokter PTT dari etnis tionghoa (Chinesse), berjenis kelamin wanita, dan tentu saja nashara.

Bukan saya pengen mengangkat issue SARA, namun saya justru bertanya, kenapa gak di setiap angkatan ada akhwat, atau paling tidak ikhwah lah

Etnis Chinesse, tentu saja mereka memiliki jiwa perantauan. Nenek moyang mereka, puluhan tahun lalu migrasi ke Indonesia, jadi kalo hanya masih wilayah

Indonesia, bukan suatu masalah buat mereka. Berbeda dengan orang jawa (maaf, sekali lagi saya mengangkat issu orang jawa), yang mungkin kurang memiliki jiwa petualang, yang penting ngumpul.

Yang kedua, secara financial, mereka lebih berada. Tentu sajalah, kuliah kedokteran tentu saja harus memiliki “modal” yang kuat. Selain uang masuknyanya yang mahal, biaya kuliah pun juga tinggi. Apalagi di kampus swasta, lha wong di kampus negeri aja mahalnya minta ampun. Makanya tak heran jika ada ungkapan, seorang mahasiswa kedokteran, jika bukan ortunya dokter, maka ortunya adalah direktur atau orang berpangkat. Alhamdulillah, meski istri adalah orang sederhana, namun masih diberikan kesempatan menjadi dokter J. Kembali lagi ke masalah financial, ketakutan PTT keluar daerah adalah, biaya hidup yang mahal.

Memang, biaya hidup di luar jawa cukup sangat mahal. Tapi, andakan dapat gaji, selain itu juga dapat insentif pusat sebesar 5 juta bagi daerah ST. Belum lagi insentif dari daerah, yang besarnya bervariasi, antara 2-5 juta. Lagian juga gak lama khan PTT, cuman 6 bulan, dengan masa efektif hanya 4 bulan kerja. Lalu, ketakutan dari mana lagi???

Yang ketiga, etnis chinesse dapat melihat peluang dengan baik. mereka sadar, bahwa di Jawa sudah sangat ketat persaingan antar doker. Belum lagi kenyataan bahwa tingkat persaingan di jawa, jika tidak menjadi dokter spesialis, maka bisa jadi terpinggirkan. Oleh karena itu mereka mengincar daerah yang belum banyak dokternya.

Lalu, hal yang paling menarik yang menjadi catatan saya adalah ketika seorang dokter PTT etnis Chinesse, saat tiba di Ternate, dia sudah di jemput orang dari Gereja. Ternyata, gereja tempat asalnya, sudah mengontak gereja di Ternate, untuk membantu dokter PTT tersebut selama di
Ternate.

Dari situ, saya jadi “kagum”, bahwa kepedulian gereja, sangat membantu sekali bagi jamaatnya ketika menghadapi suatu hal. Itu yang agama nasrani. Lalu bagaimana dengan kita umat Islam???

Boro-boro, ngubungin masjid, ke masjid aja jarang L

Okelah, saya menyisihkan temen-temen muslim dulu untuk sementara, saya ingin nyorotin tentang ikhwah. Jika anda takut untuk menjejakkan kaki di tempat baru, khan ada DPD. Kalo anda tidak tahu dimana letak DPD, khan bisa nanya. Dan insya Allah, disitu kita akan diterima dengan terbuka, bahkan anda semua akan di back up selama melaksanakan PTT disana. Dan yang pastinya, maka “bunderan” anda akan terjamin lancar.

Itu yang terjadi pada saya dan Istri J

Dan catatan terakhir saya adalah, bahwa sesungguhnya daerah Indonesia Timur, masih sangat butuh SDM, baik dokter maupun ikhwah bidang lain, baik anda ikhwan ataupun akhwat. Catatan saya, untuk Ternate, hanya ada 2 dokter akhwat (termasuk istri) dan 1 dokter ikhwan. Kebanyakan dokter ikhwah, ada di Halmahera Selatan (tau sendiri khan, ada apa disana J ). Dengan kondisi itu, sebenarnya, anda semua sangat dibutuhkan disini.  Masak anda kalah sama temen dari etnis Chinesse, karena mereka aja yang nasrani berani masuk ke wilayah yang 80 % Islam, bahkan sempat rusuh besar antara Islam dan Nasrani. Karena siapa tahu pula, keberadaan dokter PTT nasrani di Maluku, memberikan “masukan” berarti bagi kaum nashara di Maluku.

Lalu, dimanakah tanggungjawab kita, untuk memberikan “nuansa” Islam bagi saudara-saudara kita sesama muslim di Maluku?

Wallahualambishshowab

 

9 komentar

  1. jadi dokter tdk selamanya enak & glamour spt yg mungkin dibayangkan para ortu slm ini..

    utk PTT (saya blm..) idealis pemerataan kesehatan, pengalaman, dan berharap peluang brktnya lbh terbuka.. 🙂

    salam

  2. Dokter… oh dokter… susahnya dikau…

  3. emjinain · · Balas

    Wah jadi nambah wawasan nih … Kalo dokter akhwat itu ada mahramnya dan mahramnya itu mau ikut buat nemenin dia PTT ke daerah terpencil … aku setuju aja …

  4. Assalamualaikum,saya sgt tertarik utk bisa ptt disana,apa msh ada pembukaan utk ptt daerah?tlg info nya ya.wassalam

  5. parluasan hutasoit · · Balas

    hi…..ne aku mau nanya kok ga ada ya ptt untuk perawat tahun ini?

  6. Dok, saya beminat mau daftar buat PTT Daerah di sini. Berkas-berkasnya saya kirim ke mana ya Dok? Minta alamat lengkap dan email juga ya Dok. trims

  7. mariya ulfah · · Balas

    ada info tentang ptt daeran d kalimantan timur atau kalbar gx???? mohon infonya ya.. trims.. ^^

  8. sedang blog walking, dan nemu blog ini.
    nice blog 🙂
    dan semakin memotivasi saya untuk PTT ke daerah sangat terpencil.
    Amin.

  9. Aslm.
    Saya ada rencana ptt di luar jawa, bawa anak 1 tapi suami tidak ikut karena terikat pekerjaannya
    Bagaimana Pak,ada usul..?

    Jzklh

Tinggalkan Balasan ke dr.yun Batalkan balasan